Gema Pembebasan Wilayah Nusa Tenggara Barat

Gerakan Mahasiswa Pembebasan Wilayah Nusa Tenggara Barat atau disingkat GP NTB adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) yang beranggotakan mahasiswa Islam di Nusa Tenggara Barat. Gema Pembebasan memiliki visi berupa tegaknya kehidupan Indonesia yang sesuai dengan aturan Islam dalam segala bidang. Sedangkan misinya adalah melakukan penyadaran melalui pembentukan opini Islam dan gerakan kongkrit di Nusa Tenggara Barat, yang meliputi civitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat umum.

Formulir Pendaftaran Anggota Gema Pembebasan

Bergabunglah bersama kami, wahai seluruh mahasiswa putera dan puteri Islam di NTB. Dengan adanya form pendaftaran secara online, kini kran rekrutmen dibuka selebar-lebarnya. Anda bisa mengakses berita dan menjadi anggota Gema Pembebasan kapanpun dan dimanapun tanpa susah payah. Cukup dengan mengisi form pendaftaran di bawah ini, kemudian tekan submit dan biodata Anda akan langsung masuk ke bank data kami. Anda akan kami hubungi selanjutnya. Semuanya gratis!
Mari bersatu, bergerak, menjadi pejuang "The Rising Ottoman Empire" di dunia. Majulah prajurit-prajurit tangguh! Bergeraklah wahai mesin-mesin politik Islam!

Nama Lengkap: *
Jenis Kelamin:	Rijal (Laki-laki) Nisa (Perempuan)
TTL:
E-mail: *
Telepon:
HP:
Program Studi: *
Fakultas: *
Perguruan Tinggi: *
Angkatan:
Alamat Lengkap:
Kota:
Provinsi:
Negara: *
Foto Diri (Pilihan):
Ketik Kode Berikut:
Saya menyatakan bahwa data yang saya isikan adalah benar. *	Setuju

Friday, February 1, 2008

Selamat Jalan Jenderal Besar...

Innalillahi wa innailaihi rajiun. Setelah menjalani perawatan intensif selama 24 hari, Sang Jenderal Besar, mantan presiden Soeharto, tutup usia di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Minggu (27/1) pukul 13.10 WIB.

Nyawa Soeharto tidak tertolong akibat kegagalan multi-organ seperti yang diumumkan tim dokter dalam jumpa pers pukul 10.00 WIB.

Pukul 13.40 WIB, tim dokter kembali menggelar jumpa pers dan mengumumkan bahwa Soeharto telah berpulang selamanya. Hadir pula tiga anak Soeharto, Siti Hardianti Rukmana (Tutut), Siti Hediyati dan Sigit Harijudanto. Ketiganya mengenakan baju hitam-hitam.

"Asragfirullah , Astagfirullah, Astagfirullah," kata Tutut.

Dengan suara terisak, Tutut berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan Soeharto. "Kami juga memohon maaf atas kekhilafan bapak," ujar Tutut. Jenazah saat ini akan dibawa ke rumah duka di Cendana untuk disemayamkan. (*)

Sumber: www.tribunkaltim.com